Type Here to Get Search Results !

Puisi: Teruntuk Lelah

Shopiah Syafaatunnisa 0
Wanita muslimah sedang lelah dan cape
Ilustrasi (Foto: Mikhail Nilov/Pexels)



By: Syafnis


Seletih-letihnya aku, darahku terus mengalir

Otot-ototku terus dikuras, tenagaku terus dihempas

Jantungku masih berdegup, Tuhan mampukan aku hidup

Semula aku nyaris menyerah, tapi entah kekuatan apa yang selalu membuat tulang belulangku sedemikian tegar



Wanita dengan segala perannya

Seperti aku dengan segala bungkusnya

Namun bumbu selalu mampu ku isi penuh

Bohong bila semesta bergumam wanita itu lemah



Menjadi ibu tidaklah mudah

Yang katanya telapak kakinya surga

Rupanya karena tugasnya melebihi kedua tangannya

Perangainya pun harus memanusia semustajab doanya



Menjadi istri tak kalah rumitnya

Rasul bilang mudah untuknya masuk surga 

Ridha suami hisab paling mencekam

Itulah mengapa awan menghitam lantaran mengkufurinya



Menjadi anak pun tak terbantahkan

Bakti tetap tegak selama nyawa bersemayam

Tak ada henti orang tua mencinta

Walau kita sudah tak lagi dalam atap mereka



Kasih sayang menguatkan kita

Orang terkasih mengusir sedih

Namun kita hanyalah manusia

Yang ada kalanya terdiam di penghujung lara



Lelah yang entah sampai kapan

Saat futur selalu berbisik kala ku lengah

Lelah yang entah sampai kapan

Dan aku yang terus dihujani air mata merapuhkan



Ku tatapi senyum sang buah hati

Tuhan, Kau Maha baik

Sesederhana itu pengobat lelah yang Kau beri

Aku kini mengerti maksudMu

Aku terlalu memikirkan batas lelah tanpa pernah menyadari betapa banyak pelipur lelah yang bertebar di hati



Teruntuk lelah yang memahatku bertubi-tubi

Datanglah demi pahala sabarku

Berwujudlah demi gugurnya khilafku

Tampar aku demi memanusianya diriku

Hingga aku mengerti bahwa kau akan selalu datang

Hingga aku mengerti bahwa lelah adalah tugasku di alam ini





Teruntuk lelah

Bahwa kau tak pernah berhenti

Dan aku tak pernah menemukan gantimu yang lebih baik

Demi surgaku..

Posting Komentar

0 Komentar