Puisi: Membaca Takdir

Kedua tangan memegang tasbih sedang berzikir
Ilustrasi (Foto: pixabay)


By: Syafnis

Semua selalu keliruku

Semua selalu gelapnya aku

Kenyataan sebagai manusia yang tak mampu membaca takdirMu

Sayangnya caraku menerka selalu tak lepas dari nihilnya kearifan dalam gelap


Ya Allah maha baik Engkau

Meski aku dengan segala buruk sangkaku

Meski aku dengan segala hitamnya mataku

Kau tetap mendekap

Kau tetap memayungiku dengan bacaan takdir yang tak pernah terpikir


Kala caraMu menghujaniku dengan derasnya cahaya

Dan aku hanya selalu cemas dan memandang betapa aku menutup mata di tengah kebijaksanaan

Mau maunya aku didikte prasangka tak jelas

Namun Kau dengan kuasaMu semakin menarik mataku untuk tak pernah berhenti membaca


Hidup yang Kau ajarkan bukanlah tentang lelahnya permainan suka duka

Ku hayati nafasku ini, sesungguhnya waktuku terbuang begitu saja hanya untuk menangisi sesuatu yang sesungguhnya aku membutuhkannya

Ada banyak petaka dunia yang dapat menjadi penyelamat di alam selanjutnya

Ada banyak keringat dan rasa sakit yang dapat menghapus gelapnya amal kita


Terdiam, dan sangat banyak bacaanku yang samar 

Aku yang membuatnya semakin samar

Hanya karena ketidakberpihakan asa

Dan lalu aku menafikan bacaan itu


Bacaan tentang simbah darahku selama hidup

Yang aku tak layak untuk memohon diakhiri

Sesungguhnya bukan sekedar aku tak membaca takdir

Aku bahkan seringkali merasa pandai membaca

Padahal tak semampaipun dengan kemahatahuanMu

Aku masih harus berjuang


Berjuang untuk memperbaiki caraku belajar membaca

Dengan memahami sorot mata yang Kau maksud

Jejakku bukan untuk berakhir begitu saja

Takdir yang harus kita terima itu tetap harus kita perjuangkan

Mari membaca hanya pada setiap peluang surgaNya dengan apapun garis dan takdir kita


Karena hanya itu

Hanya itu

Sisa waktu kita

Dan

Cara terbaik kita membaca hidup



Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.