![]() |
Ilustrasi (Foto: Ron Lach/Pexels) |
Syafnis.Com, Buat kamu yang baru berkecimpung di dunia blog dan sedang merintis blog yang profesional, mari kita mulai dari rutin menulis konten yang berkualitas. Jangan dibuat pusing dengan perkara teknis SEO yang mungkin masih membingungkan dan belum juga paham, kita jalani dulu ngeblog dengan sesuatu yang menjadi inti, yakni menulis. Tentu bukan menulis asal-asalan, tapi menulis yang disukai Google. Diantaranya berupa menulis artikel pilar dan depth of content.
Sekilas keduanya terlihat mirip dan semakna. Padahal keduanya tidak sama. Berikut perbedaan dan penjelasannya.
Apa itu Artikel Pilar?
Kamu pernah baca artikel panjang banget yang memuat banyak sub judul yang sangat lengkap? Itulah artikel pilar (pillar article atau pillar content).
Sebagai Blogger baru, kamu perlu membangun kerangka atau fondasi blog kamu melalui artikel pilar. Kenapa? Ini bisa menjadi alat bantu agar Google paham dengan topik di blog kamu. Selain itu, adanya artikel pilar menunjukkan kamu serius membangun blog yang berkualitas.
Ciri khas artikel pilar adalah jumlah katanya yang minimal mencapai 1500 hingga 3000 kata. Tentu bukan hal yang mudah membuat artikel semacam ini. Tetapi inilah diantara cara kamu untuk bisa menyampaikan topik blog kamu kepada Google dan juga pengunjung.
Untuk memahami lebih lanjut, silakan baca panduan lengkap membuat artikel pilar.
Satu lagi, Google akan menangkap bahwa artikel pilar yang kamu tulis selain berpeluang naik peringkat, juga menunjukkan kepakaran blog kamu. Oleh karena itu, topik yang kamu angkat pada artikel pilar harus dan wajib berkaitan dengan niche blog kamu. Biasanya topik pada artikel pilar adalah topik yang evergreen karena relevan dan selalu dicari.
Apa itu Depth of Content?
Depth of content jika didefinisikan secara harfiah adalah kedalaman konten. Pembahasan dalam tulisan kamu bisa diukur melalui depth of content yang merujuk pada seberapa mendalam tulisan kamu.
Suatu artikel dikatakan memiliki depth of content apabila memuat sub judul yang terstruktur, sajian informasinya lengkap dan fokus, mengutip referensi terpercaya, pembahasannya rinci tidak sekedar membahas hanya permukaan, disertai link yang relevan, dan memiliki orisinalitas.
Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin Google bisa menilai kualitas suatu konten hingga kedalamanya, padahal ia hanyalah mesin pencari. Apakah kamu punya pertanyaan yang sama?
Memang, Google bukan manusia yang dengan potensi akalnya mampu menilai kualitas suatu artikel. Tentu jawaban semua ini erat kaitannya dengan teknologi. Kita tentu tidak asing dengan istilah algoritma Google. Kecanggihan algoritma inilah yang membuatnya mampu menganalisis pola demi pola hingga kata demi kata dalam suatu artikel.
Selain itu, Google juga menangkap sinyal-sinyal tertentu. Misalnya, jika ada pengunjung betah berlama-lama membaca artikel kamu, jika ada yang membagikan atau bahkan merujuk artikel kamu, maka jelas Google akan menafsirkan artikel kamu berbobot karena dianggap informatif dan disukai pembaca.
Intinya, depth of content itu artikelnya mendalam. Tidak asal-asalan, juga tidak dangkal. Google cenderung memberi nilai rendah untuk artikel yang isinya pendek-pendek karena dianggap kurang informatif.
Perbedaan Artikel Pilar dan Depth of Content
Karena dua-duanya sama-sama bergenre tulisan panjang, informatif, dan lengkap, seolah mirip padahal makna keduanya tidak sama.
Artikel pilar adalah salah satu jenis artikel yang tidak sama dengan jenis artikel biasa. Nah, syarat artikel pilar yang efektif adalah harus memiliki depth of content.
Jadi, depth of content ini bisa bersarang di artikel jenis apapun, bisa di artikel biasa sekalipun, bukan hanya di artikel pilar saja.
Sampai sini kamu bisa paham kan kalau artikel pilar membangun otoritas topik blog kamu, sifatnya bisa beberapa artikel saja, sedangkan depth of content adalah ruh yang wajib hidup di setiap artikel kamu agar disukai Google dan pembaca.
Kalau sudah disukai Google dan pembaca, maka artikel kamu berhak disebut dengan konten yang berkualitas.
Sebagai contoh, artikel pilar kamu membahas panduan menjadi Blogger pemula, itu tentu akan memuat banyak subbagian dari mulai memilih niche, membuat blog, SEO dasar, dan lain-lain.
Untuk depth of content, selain ada pada artikel pilar, juga harus ada pada artikel biasa. Misalnya kamu menulis cara memilih niche blog yang tepat untuk pemula. Di sini memang hanya fokus pada satu aspek saja, tapi depth of content menjadikan pembahasannya sangat detail dan terperinci.
Pentingnya Artikel Pilar dan Depth of Content untuk Blog
Blog baru itu butuh penyemangat. Salah satunya adalah sebuah pencapaian. Kamu tinggal biarkan artikel pilar dan depth of content ini jalan dan tumbuh bersama di blog kamu, nanti juga kamu akan merasakan buah manisnya (dengan catatan konsisten menulis dengan kombinasi keduanya). Hasilnya blog kamu yang usianya baru itu akan lebih cepat berkembang.
Kenapa? Kombinasi keduanya memicu sinyal-sinyal baik di mata Google. Pertama, dari segi artikel pilar. Google bisa secepatnya memahami topik blog kamu dan ini disukai algoritma Google. Kamu sudah mulai dikenali spesialisasi atau kepakaran lewat artikel pilar yang kamu tulis.
Tak hanya itu, karena artikel pilar itu induk dari banyaknya artikel turunan, secara otomatis jaringan internal link bisa semakin kuat, inilah yang akan membangun kepercayaan Google sehingga ia bisa sering merayapi halaman kamu.
Kedua, dari segi depth of content, pembaca tentu betah membaca artikelmu yang mendalam dan memuaskan pembaca atau lebih dikenal dengan istilah dwell time. Ini tentu sinyal bagus yang akan membuat Google menilai artikel kamu relevan dan membantu pembaca.
Semua sinyal positif ini membuat Google memberikan kepercayaan kalau kamu layak naik peringkat.
Kamu berpeluang naik peringkat bahkan bisa terpampang di halaman pertama Google. Itu tidaklah mustahil ketika kamu sudah membangun kredibilitas blog kamu dengan baik di mata Google dan pengunjung.
Demikian mengenai pentingnya artikel pilar dan depth of content yang wajib diketahui Blogger pemula. Lakukan secara konsisten, maka usahamu itu akan membawamu menjadi blog terpercaya baik di mata mesin pencari maupun pembaca.
0 Komentar