Ini Alasan Mengapa Scrolling HP Berlebihan Bisa Picu Stres, Cemas, dan Gangguan Tidur

  

Scrolling hp terlalu lama
Ilustrasi (Foto: Armin Rimoldi/Pexels) 

Syafnis.Com, Scrolling HP sudah menjadi kebiasaan sehari-hari banyak orang, terutama ketika bersantai, menunggu sesuatu, atau bahkan sebelum tidur. 

Meski terlihat sepele, penggunaan HP yang berlebihan justru bisa berdampak pada kesehatan mental maupun fisik. Data global menunjukkan rata-rata screen time masyarakat dunia mencapai 6 jam 38 menit per hari, sementara di Indonesia mencapai sekitar 4 jam 56 menit per hari. Angka ini jauh di atas rekomendasi sehat yang idealnya tidak lebih dari 2 jam hanya untuk hiburan layar.

Ciri Scrolling HP Berlebihan

Beberapa tanda seseorang sudah terlalu sering scrolling HP antara lain:

•Menghabiskan waktu berjam-jam membuka media sosial tanpa tujuan jelas

•Merasa gelisah jika jauh dari HP (nomophobia

•Kehilangan kontrol waktu hingga menunda pekerjaan penting

•Mengalami keluhan fisik seperti mata lelah, sakit leher, atau jari kaku

Dampaknya terhadap Stres dan Cemas

Scrolling berlebihan berkontribusi besar terhadap meningkatnya stres dan kecemasan. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya:

Informasi berlebihan (information overload)

Otak manusia hanya mampu memproses informasi dalam jumlah terbatas. Ketika terus dibanjiri konten dari media sosial, berita, atau notifikasi, otak mengalami kelelahan. Kondisi ini memicu perasaan mudah stres, sulit fokus, bahkan mudah tersinggung.

Notifikasi sebagai pemicu stres

Bunyi notifikasi yang terus menerus membuat tubuh berada dalam kondisi "siaga". Ini mirip dengan respon stres akut, di mana hormon kortisol meningkat dan membuat tubuh seolah menghadapi ancaman. Informasi berlebihan membuat otak kelelahan. Notifikasi yang terus muncul menempatkan tubuh dalam kondisi siaga, serupa dengan respons stres.

Social comparison (membandingkan diri)

Banyak orang merasa kurang berharga setelah melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna. 

Media sosial sering menampilkan sisi terbaik kehidupan orang lain. Foto liburan, pencapaian karier, hingga gaya hidup glamor membuat sebagian orang merasa hidupnya kurang berharga. Perbandingan sosial inilah yang kerap memicu rasa minder, cemas, hingga depresi ringan.

Penelitian psikologi modern menemukan, semakin lama seseorang terpapar media sosial, semakin tinggi risiko munculnya rasa cemas (anxiety disorder) dan depresi.

Dampaknya terhadap Gangguan Tidur

Salah satu dampak paling serius dari kebiasaan ini adalah gangguan tidur. Ada tiga mekanisme utama yang bisa menjelaskannya:

1. Cahaya biru layar

 Cahaya biru dari layar HP menghambat produksi melatonin, hormon yang berfungsi mengatur siklus tidur. Akibatnya, seseorang sulit merasa mengantuk meskipun tubuh sudah lelah. Ditambah lagi, otak yang terus terstimulasi oleh informasi membuat pikiran sulit tenang. Kebiasaan ini dalam jangka panjang bisa menyebabkan insomnia, tidur tidak nyenyak, atau kualitas istirahat yang menurun.

Riset menunjukkan cahaya biru dari layar HP menghambat produksi hormon melatonin lebih kuat dibanding cahaya lain. Padahal, melatonin sangat penting untuk membuat tubuh merasa mengantuk.

2. Otak tetap aktif

   Konten yang dikonsumsi sebelum tidur, baik berupa video, berita, atau komentar, membuat pikiran tetap sibuk. Akibatnya, tubuh kesulitan memasuki fase rileks yang dibutuhkan untuk tidur nyenyak.

3. Pergeseran ritme tidur

   Kebiasaan menunda tidur karena asyik scrolling menyebabkan pergeseran ritme sirkadian tubuh. Studi menunjukkan bahwa gangguan ini berhubungan dengan risiko insomnia, obesitas, hingga gangguan metabolik.

Bahkan pada anak-anak, paparan cahaya biru terbukti memiliki dampak lebih serius. Penelitian di Jepang menemukan bahwa cahaya biru LED bisa menurunkan kualitas tidur anak secara signifikan.

Penutup

Scrolling HP memang menyenangkan, tetapi jika tidak dikendalikan bisa berujung pada stres, kecemasan, dan gangguan tidur. Data penggunaan HP di Indonesia yang hampir menyentuh 5 jam per hari sudah menjadi alarm bahwa kebiasaan ini melampaui batas sehat.

Langkah sederhana seperti membatasi waktu layar, atau melakukan digital detox beberapa jam sebelum tidur bisa membantu memulihkan keseimbangan. Teknologi sebaiknya menjadi alat yang menyehatkan hidup, bukan justru membuat tubuh dan pikiran kelelahan.


Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.